Saya adalah seorang guru yang memiliki keahlian yang cukup baik dalam bidang seni khususnya seni tari. Saya juga memiliki kemampuan membina dan menciptakan karya tari dalam perhelatan akbar seperti Pesta Kesenian Bali, FLS2N, Festival OJK, dan lain-lain. Selain itu saya juga mempunyai keahlian/kemampuan dalam tata rias dan tata busana Pengantin Bali, Metatah Adat Bali, dan rias Penari Bali.

I Made Sukarda, S.Sn., S.Pd.
Saya adalah seorang guru penyandang predikat Guru Penggerak Angkatan I, dengan individu yang berkomitmen tinggi untuk memberikan pendidikan dasar berkualitas kepada generasi muda, terutama anak SD dan tidak menutup diri untuk berbagi dengan oarang lain. Saya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup kuat dalam bidang seni maupun pendidikan akademik khususnya untuk anak-anak SD. Pengalaman kerja sebagai guru selama beberapa tahun baik sebagai guru TK/PAUD, guru SD, dan bahkan mengajar di Universitas Keguruan seperti IKIP PGRI Denpasar, menjadikan saya pribadi yang senantiasa mau belajar dari sebuah pengalaman. Saya adalah sosok guru yang punya kepribadian yang tegas namun flesibel, serta memiliki kemampuan yang cukup baik dalam merancang pembelajaran di kelas dengan inovasi-inovasi yang variatif, yang mampu menarik serta memahami kebutuhan belajar murid secara individu. Saya juga memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran yang diitegrasikan dengan teknologi sehingga mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, dan mampu mendukung pertumbuhan akademik dan pribadi murid yang mandiri. Selain itu, saya selalu berusaha untuk menginspirasi dan memberikan dukungan kepada siswa, teman sejawat untuk menggali potensi mereka yang terbaik, sehingga kelak mereka mampu menjadi dirinya sendiri dengan komitmen yang kuat.Saya sangat antusias dan berkomitmen menjadi bagian dari tim pendidik SARASGA dan memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan.
- Jl.Prof.moh.Yamin IV No.1 Denpasar Kota Denpasar
- 0361227017
- I Made Sukarda, S.Sn.,S.Pd
PERJALANAN HIDUPKU MELANGKAH MENJADI SEORANG GURU
PENGALAMAN BELAJAR
Di sebuah desa terpencil bernama Desa Satera di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, lahir seorang anak laki-laki bernama I Made Sukarda, tepatnya di bulan Desember tahun 1971 dari pasangan suami istri I Wayan Natih (alm ) dengan Ni Wayan Sukra ( alm ), merupakan anak ke enam dari enam bersaudara, dua kakak saya lebih awal di panggil Hyang Maha Kuasa. Anak tersebut lahir dalam keadaan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga petani yang serba kekurangan menjadikan saya terbiasa menghadapi kerasnya kehidupan di dunia.
Menginjak usia 6 tahun saya sudah mulai mempunyai kesibukan yang tidak selayaknya dialami anak seusianya. Saya sudah mulai diangonkan/digembalakan seekor anak sapi milik tetangga. Setiap hari rutinitas saya mencari rumput untuk pakan ternak sapi. Terkadang saya tidak punya waktu bermain seperti layak anak-anak yang lain. Di samping itu pula saya juga harus membantu orang tua berjualan kue, minuman di acara-acara hiburan di desa saya. Hari demi hari saya lalui dengan penuh lika-liku hingga menginjak usia 7 tahun, tepatnya tahun 1978 saya mulai bersekolah di SD 1 Satera Desa Satera, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Saat bersekolah saya tetap harus mengembalakan sapi, membantu orang tua berjualan, namun belajar sebagai kewajiban utama tidak pernah saya lupakan. Tahun 1979 ketika saya duduk di kelas 2 saya ditinggal pergi oleh ayah saya untuk selama-lamanya. Mulai saat itu ibu dan kakak saya berjuang untuk menghidupi saya.
Setelah menamatkan SD, saya melanjutkan ke tingkat SMP tahun 1985, di mana saya harus berjuang keras menuntut ilmu di Kota Singaraja. Yang menjadi tantangan adalah, saya harus berjuang sendiri di perantauan dengan menumpang (indekost) di rumah orang lain yang sebelumnya tidak saya kenal. Dengan semangat belajar yang tinggi dan ingin memperbaiki taraf hidup keluarga, saya tidak pernah mengenal kata Lelah dan putus asa. Pada saat memasuki bangku SMP ternyata ada test penempatan kelas, di mana saat itu saya lulus dengan nilai memuaskan dan menempati kelas A. Kelas ini dihuni oleh anak-anak yang memiliki IQ tinggi, dan ini merupakan keuntungan bagi saya untuk belajar dengan anak-anak yang hebat.
Usaha yang saya lakukan ternyata tidak sia-sia, di tahun 1988 saya berhasil menamatkan pendidikan di SMP. Perjalanan hidup saya terus bergulir dan berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, saya berkeinginan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Berdasarkan nilai EBTANAS yang saya peroleh di SMP, saya bisa melanjutkan ke SMA 1 Singaraja, namun orang tua atas saran guru SD saya, tidak mengizinkan sekolah di SMA dan menyarankan untuk mencari sekolah kejuruan, dengan alasan ketika nanti tidak bisa melanjutkan ke bangku kuliah, sudah punya keterampilan yang bisa digunakan untuk mencari pekerjaan. Itu memang benar adanya karena harus berkaca pada kondisi keluarga di rumah.
Saya menyadari bahwa saya memiliki keterampilan atau bakat di bidang seni, maka saya memutuskan sekolah di SMKI Bali dengan mengambil jurusan seni tari. Saya pun pindah dari Singaraja ke Gianyar dikarenakan saat itu SMKI sudah ada di Desa Batubulan Gianyar. Selama menimba ilmu di SMKI saya kembali menumpang di rumah orang (indekost). Selama saya belajar di SMKI, benar apa kata orang-orang, ternyata sambil sekolah sudah bisa mencari tambahan uang jajan dengan menari di hotel, mengajar di sanggar-sanggar tari. Pada saat di SMKI saya mendapat kesempatan mengikuti work shop seni tari di Jogjakarta, mengikuti misi kesenian ke Surabaya dan ke Jogjakarta dengan mendapatkan sedikit bekal, itu artinya saya sudah bisa meringankan beban orang tua.
Perjalanan hidup terus berlalu, ketika saya sudah menamatkan pendidikan di SMKI tahun 1992, saya memutuskan untuk bekerja, karena keadaan orang tua yang sudah tidak mampu membiayai pendidikan saya di bangku kuliah. Namun atas saran teman lebih baik melanjutkan kuliah, toh juga nanti bisa sambil bekerja. Nah, tanpa sepengetahuan orang tua, dengan bermodalkan uang dua puluh ribu rupiah, saya memberanikan diri mendaftar kuliah di STSI Denpasar. Saya pun harus pindah dari Gianyar ke Denpasar dan kembali menumpang di rumah orang. Namun saat itu saya menumpang di rumah kerabat, agar tidak membayar dengan catatan saya harus membantu membersihkan rumah dan halaman, memasak, mencuci dan lain-lain. Dengan berjalannya perkuliahan , baru saya memberitahukan kepada keluarga terutama ibu, di mana saat itu menjadi tulang punggung keluarga. Ibu saya merasa sangat sedih, karena beliau berpikir tidak akan bisa membiayai kuliah saya. Namun, saya sampaikan tidak usah bersedih biar saya saja yang mencari biaya kuliah. Seiring berjalannya waktu sesekali ibu saya mengirimkan uang untuk bekal kuliah. Sedih rasanya melihat keadaan seperti ini, tetapi saya tetap semangat untuk menyelesaikan kuliah saya.
Selama kuliah saya mendapatkan beasiswa Supersemar sehingga bisa membantu biaya kuliah. Sambil kuliah saya juga bekerja dengan menjadi penari di hotel, mengajar di sanggar tari, dan memberi private/les tari, serta mendapat peluang ke luar daerah seperti ke Kalimantan, Sumatera, Jakarta, bahkan ke luar negeri (Hongkong) tahun 1996 untuk mengadakan pentas seni, di mana hasilnya saya tabung untuk persiapan ujian. Pengalaman yang terkesan saat kuliah adalah pada tahun 1995, saya mendapat kesempatan menjalankan program pengabdian kepada masyarakat tergabung dalam tim kesenian kampus, untuk mengadakan pembinaan kesenian masyarakat transmigrasi asal Pulau Bali yang berada di Lampung selama empat bulan, dan itu merupakan pengalaman berbagi yang tidak pernah saya lupakan.
Memasuki semester terakhir saya kembali memutuskan untuk indekost dengan tujuan agar saya fokus kuliah karena tugas yang semakin berat. Tidak terasa tahun 1997 saya menyelesaikan kuliah dengan predikat yang sangat memuaskan. Setelah tamat tahun 1997 saya mendapat tawaran membawa misi kesenian ke Taiwan selama empat bulan untuk mempromosikan budaya Bali sebagai bagian dari promosi pariwisata. Sarjana yang saya sandang adalah sarjana seni, namun entah mengapa saya mengikuti test Sarjana Penggerak Pembangunan Inpres Desa Tertinggal, saya adalah salah satu yang lolos dari lima peserta yang terpilih, kemudian mendapatkan pendidikan di PUSDIKZI Bogor selama tiga minggu. Setelah itu bertugas di Desa Cau Belayu Tabanan membantu pembangunan masyarakat desa selama tiga tahun dari 1998 – 2001. Di sela-sela kesibukan tersebut, saya tetap mengajar di sanggar tari, dan memberi private/les, serta mengajar di IKIP PGRI Denpasar dengan memegang mata kuliah Tata Rias Busana dan Tari Klasik selama lima tahun mulai tahun 1998 – 2003.
Tahun 1998 kembali mendapatkan kesempatan ke Eropa (German) selama seminggu untuk promosi budaya Bersama Bali Bird Park Singapadu Gianyar. Tahun 1999 saya memutuskan menikah dengan wanita pilihan saya yang Bernama Luh Norma Astuti sebagai pendamping hidup untuk selama-lamanya. Dari perkawinan saya, dikaruniai tiga orang anak dua perempuan dan satu laki. Tahun 2012 kembali saya mendapatkan kesempatan ke German bersama anak saya yang pertama untuk promosi budaya Bali. Setiap tahunnya dari tahun 1998 sampai sekarang mendapat tugas dari Dinas Kebudayaan menjadi koreografer tari pada perhelatan Pesta Kesenian Bali.
Tahun 2000 saya juga mengajar paud/TK dengan memegang mata pelajaran seni tari di TK Lokasari sampai tahun 2011. Keinginan menjadi guru yang sangat kuat, namun tidak memiliki sertifikat mengajar, akhirnya saya memutuskan kuliah akta IV mengajar tahun 2002 di Undiksa Pegok Denpasar. Saya juga mengajar di SD Dwijendra Denpasar dari tahun 2006 sampai 2010, dan juga di SD saraswati 3 Denpasar dari tahun 2008 sampai sekarang. Untuk lebih memantapkan peranan seorang guru, kemudian saya memutuskan untuk kuliah S1 pendidikan di Universitas Terbuka tahun 2017. Akhirnya tahun 2018 resmi menyandang S1 PGSD, dan saat ini saya mengajar di SD Saraswati 3 Denpasar sebagai guru tematik kelas 6D, juga membantu Kepala Sekolah sebagai Waka Humas. Tahun 2020 adalah tahun bersejarah bagi saya karena di tahun itu saya memantapkan langkah dan lolos menjadi CGP ( Calon Guru Penggerak ) di mana dalam CGP ini banyak sekali mendapatkan ilmu tentang pemahaman bagaimana cara menjalankan pendidikan yang berpihak kepada siswa untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
BERKARYA
Sebagai seniman dengan menyandang gelar S1 Seni Tari saya telah banyak berkontibusi dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali dengan menciptakan tari kreasi baru diantaranya;
A. Pesta Kesenian Bali
1. Tari Kreasi Baru Satmya Rupa Gong Kebyar Anak-Anak Kota Denpasar tahun 1998
2. Tari Kreasi Paru Puru Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 1999
3. Tari Kreasi Baru Manik Angkeran Gong Kebyar Anak-Anak Kota Denpasar tahun 2000
4. Tari Kreasi Baru Pering Gading Gong Kebyar Anak-Anak Kota Denpasar tahun 2001
5. Tari Kreasi Baru Ekalawya Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2002
6. Tari Kreasi Baru Witning Sekah Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2004
7. Tari Kreasi Baru Niru Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2005
8. Tari Kreasi Baru Durlaba Gong Kebyar Dewasa Kota Denpasar tahun 2006
9. Tari Kreasi Baru Lebah Madu Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2012
10. Tari Kreasi Baru Tri Guna Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2013
11. Tari Kreasi Baru Kedis Tenggek mascot Kota Denpasar tahun 2013
12. Tari Kreasi Rare Kual Gong Kebyar Anak-anak Kabupaten Bangli tahun 2014
13. Tari Kreasi Baru Kumelenjeng Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2014
14. Tari Kreasi Rare Kual Gong Kebyar Anak-anak Kabupaten Bangli tahun 2014
15. Tari Dolan Merong-rongan Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2017
16. Pragmentari Lubdaka Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2018
17. Tari Kreasi Baru Ngampung Gong Kebyar Wanita Kota Denpasar tahun 2019
18. Tari Kreasi Baru Irenggoak Gong Kebyar Anak-anak Kota Denpasar tahun 2021
19. Membina berbagai jenis tari dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali, PORSENI, Misi Kesenian ke luar daerah, dan lain-lain.
B. FLS2N ( Festival Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional )
1. Tari Kreasi Baru Lelakut tahun 2013 tembus Ke Semarang
2. Tari Kreasi Baru Rwa Bhineda tahun 2014 tembus ke Palembang
3. Tari Kreasi Baru Jaranan Tahun 2015 Tembus Ke Manado
4. Tari Kreasi Baru Nyampat tahun 2016 tembus ke Provinsi
5. Tari Kreasi Baru Nulad Brutuk tahun 2017 Tembus ke Provinsi
6. Tari Kreasi Baru Kumelenjeng tahun 2018 tembus ke Provinsi
7. Tari Kreasi Baru Rare Ing Pesisi Sanur tahun 2020 tembus ke Nasional
8. Tari Kreasi Baru Nyampat New tahun 2021 tembus ke Nasional
9. Tari Kreasi Baru Saling Tulung tahun 2022 tembus ke Nasional
10. Tari Kreasi Baru Mebarong-barongan tahun 2023 tembus ke Nasional
PRESTASI
Prestasi yang pernah diraih adalah sebagai juara 2 Guru Ajeg bali se bali tahun 2018. Prestasi yang lain adalah sebagai penggarap tari/koreografer dan Pembina tari dalam ajang Pesta kesenian Bali dari tahun 1998 sampai sekarang. Di samping itu pula sebagai Pembina dan penggarap tari untuk kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional dari tahun 2012 sampai sekarang.
Demikian perjalanan singkat saya hingga akhirnya memilih dan menetapkan diri menjadi seorang guru untuk mengabdikan sisa hidup membimbing dan mendidik generasi penerus bangsa di tingkat dasar.
“Orang yang hebat adalah Orang yang Benar-benar Membuat Orang lain Merasa Hebat”
